Pages

Thursday, August 11, 2011

Sadarlah wahai pengendara motor.

Baru 1 tahun ini saya menemani suami bermotor di hari kerja. Motor adalah kendaraan yang mudah diperoleh, apalagi kemudahan fasilitas kredit dengan uang muka yang terjangkau, sekarang semua orang bisa memiliki motor. Tapi tahukah anda tata cara berkendaraan di jalan raya yang benar? Saya termasuk orang yang selalu waspada dan selalu meng-ingatkan suami agar berhati-hati selama kami di perjalanan, syukurlah suami saya adalah salah satu orang yang patuh dalam berkendara. Masih banyak sekali pengendara motor yang ugal-ugalan di jalanan. Selain mereka membahayakan nyawa sendiri, mereka juga sangat membahayakan nyawa orang-orang disekitarnya. Mereka dengan cueknya tidak memberitahukan jika mereka mau berbelok (tidak menyalakan lampu sign yang berkedip), berkendara di atas trotoar yang seharusnya milik pejalan kaki, meng-klakson dengan tiba-tiba sehingga mengagetkan sekitarnya, menyalip dari arah kiri dengan cepat, tidak memakai helm, mengemudikan motor dengan cepat meliuk ke kanan dan ke kiri bagai pembalap, menaruh anaknya di depan sebagai tameng angin, memboncengi 3 atau 4 orang di satu sepeda motor (hanya ada di indonesia), dan masih banyak hal-hal lain yang membuat hati ini miris saat melihatnya.

Saya jadi ingat kejadian yang tidak akan saya lupakan sepanjang hidup. Ceritanya: sewaktu saya dan suami pulang dari kantor, kami melewati daerah Kalibata yang bersampingan dengan rel kereta api, pada waktu itu kami berkendara santai menuju rumah. Saat melintasi pertigaan, tiba-tiba ada motor yang nyelonong ngebut tanpa memberitahukan ingin memotong jalan dan menyebrang, sepertinya motor itu mengenai bagian belakang motor kami, waktu itu kami tidak merasakan goncangan apa-apa dan tidak melihat goresan apapun, jadi kami hanya mengira-ngira. Karena setelah itu ada bunyi *BRAKKK!!!* keras dan suara wanita menjerit, mungkin karena motor itu panik, motor itu terjatuh, walaupun saya dan suami sudah jauh berjalan.. kami berhenti dan berinisiatif menghampiri si pengendara motor yang terjatuh itu. Apa yang kami alami setelah itu???

Baru kami turun dari motor dan mau menanyakan apakah mereka baik-baik saja, si pria itu sudah menendang roda motor depan kami dan menghampiri suami saya dengan nada emosi dan berusaha ingin memukul suami saya. Kami sangat kaget. Suami saya berusaha menjelaskan secara baik-baik dan saya juga bilang untuk jangan emosi. Lalu istrinya yang gendut itu ikut-ikutan menghampiri saya berbicara dengan nada keras dan memarahi saya, sambil mendorong dorong badan saya, sampai akhirnya ada orang yang menyarankan untuk merundingkan di pinggir jalan, tentu saja perasaan saya pada waktu itu adalah sangat malu dan menahan diri untuk tidak marah. Setelah kami berada di pinggir jalan, suami saya menanyakan bagaimana keadaan anaknya (karena mereka membawa 2 anak, satu ditaruh didepan motornya dan satu lagi digendong istrinya). Saat itu si pria sudah mulai tidak emosi dan berbicara baik-baik dengan kami, karena pada waktu itu saya dan suami tidak merasa melakukan hal yang salah, tetapi karena kami tidak mau berlama-lama dengan situasi yang seperti di neraka itu, kami berdua berbesar hati untuk minta maaf kepada mereka, sampai-sampai suami saya menghampiri anaknya yang seumuran anak saya menanyakan dengan ramah keadaan si adek itu. Dia pun menjawab tidak apa-apa, sementara suami saya tetap menanyakan di bagian mana sakitnya si adik itu, dan dia menunjukan luka memar merah akibat terkena stang motor yang terjatuh. Si ibu gembrot itu tetap memaki kami dan bilang kalo saya dan suami kembali karena mau di-massa sama orang-orang WTF!!!Dia bilang kami nyelonong begitu saja, padahal ada mobil ngerem mendadak di belakang kami, padahal versinya kami, saya dan suami melihat jelas jika kami ada disamping mobil dan si mobil mengerem mendadak karena kaget melihat mereka nyelonong menyebrang.

Perlu kesabaran.. Extra sabar menghadapi kingkong betina ini. Saya berpikir,sebagai seorang ibu yang anaknya habis terjatuh seharusnya dia lebih mengkhawatirkan keadaan anaknya yang habis jatuh. Ini malah sibuk meluapkan emosinya yang membabi buta kepada kami, sedangkan suami saya malah berinisiatif untuk menanyakan anaknya secara langsung. Kalo saya jadi dia, dan melihat anak saya jatuh, pasti yang pertama kali akan saya lakukan adalah memeluk anak saya sambil menangis.

Akhirnya suaminya tau niat baik kami dan malah berbalik memarahi istrinya dan menyuruhnya untuk diam. Suami saya berniat untuk menggantikan dengan sejumlah uang untuk biaya mengurut anaknya, dan langsung memberikan ke si pria itu dan meminta maaf. Si pria itu tadinya menolak tapi saya dan suami memaksa agar si pria itu mengambil uangnya, sampai-sampai suami saya meminta maaf kepada anaknya dan kepada kingkong betina. Tapi dengan tatapan sinis dan nada keras dia berbicara, "besok-besok ati ati ye kalo dijalan!" Ingin rasanya mencabik-cabik mulutnya.

bagaimana jika situasi seperti ini menimpa anda? seharusnya dibicarakan dengan kepala dingin bisa, dan bukan berlaga sok jagoan di jalan. Beruntung mereka tidak tewas dengan ulah mereka. Tapi jika mereka merugikan orang-orang di sekitarnya bagaimana??! Musim mudik lebaran sudah tiba, mari kita menghitung berapa puluh pengendara motor dan keluarganya yang akhirnya tewas di jalan. Kejadian ini hanya mengulang-ulang kejadian yang terjadi tahun lalu. Entah kenapa mereka tidak pernah belajar dari kejadian yang sudah ada......
*mengela nafas*.

No comments: